Sunday, May 30, 2010

I must be crazy

Pukul 4 pagi dan aku baru saja meneguk sisa kopi gelas keduaku malam ini. Aku tak bisa terlelap lagi. Entah sudah berapa malam aku tak membuka laptop ini. Aku tak berani. Aku takut jadi terlalu detektif. Aku takut rindu ini membuatku mencari dirimu. Which is I know it will hurt me.


Entah sudah berapa malam ‘penyakit’ ini kambuh. Aku tak bisa tidur. Ketakutanku pada laptop dan koneksi internet buatku gila. Teknologi sejuta umat ini bisa membawaku ke jurang terdalam. Okay that’s too much, tak sampai buatku masuk ke jurang tapi setidaknya mampu membuatku mengakhiri hariku dengan terlelap kehabisan tenaga karna menangis. Dan jujur, aku sudah terlalu lelah terlelap dengan hidung penuh lendir dan mata membengkak. It’s make me wake up with a little monster face. Dan aku tau, kamu tak suka aku menangis. Tidak cantik nanti katamu.


I miss you so my ‘satria baja hitam’. And I’m getting crazy with it. Last night was a Saturday night. I’m lonely at home and did nothing, wait! I did something. I’m stared at your photograph, umm our photograph exactly. Hanya ditemani cangkir-cangkir kopi ini. Yah, cara yang hebat melewatkan malam minggu. Setidaknya aku juga ikut ber-romantis ee’ kucing-an dengan kekasih hatiku. Foto dan kenangan kekasih hatiku lebih tepatnya. Aku kenakan dress terbaikku, high heels satu-satunya yang kubeli sama kamu. Kupakai mascara itu di bulu mataku, lipstick nude itu di bibirku. Kusulap ruang tamuku jadi penuh lilin kecil temaram. Everything was perfect!. Ada aku, lilin, secangkir kopi, dan yang terpenting foto dan seluruh kenanganmu, kenangan kita.


Setengah jam pertama aku senyum-senyum sendiri. Mengingat bagaimana kau genggam tanganku, belai rambutku, peluk diriku. It maybe sounds ridiculous, but I could feel you there with me.Okay it’s not over yet. Coba tebak apa part selanjutnya? Yap, airmataku tak terbendung lagi. Satu-satu mulai turun membasahi bajuku, menggelontorkan maskaraku. Hanya tangis itu yang terjadi selama setengah jam berikutnya. But it was a silent tears. Aku menangis tanpa isak. Aku takut kau dengar. Aku takut kau sedih. Damn, I must be crazy.


Setengah jam. Itu batas waktu yang kini aku beri untuk mataku dalam sehari. Waktu yang aku berikan untuk menangis. Aku tau aku kehabisan waktu hari ini, jadi aku harus berhenti menangis dan melanjutkannya esok.


Aku tak bisa tidur jadinya. Akhirnya aku buat kopi untuk yang kedua kali malam ini. Aku jadi teringat janjiku padamu dulu ‘nanti aku bikinin kamu kopi ya kalo kamu bangun bobo sama pulang kerja’ dengan senyummu kamu bilang ‘iya’. Hampir saja kopiku jadi gurih karena gulanya tercampur airmata. “Still you remember it yah?” gumamku. Hmm, kini aku tak tau bisa tepati janjiku atau tidak. Aku tak tau punya kesempatan atau tidak. Aku harap aku punya. Karna untuk itu aku bertahan kini. Menunggu tanpa mengganggu.


Setelah kopi cangkir kedua ini tandas aku masih juga tak bisa tidur. Selesai menulis ini pun aku masih tak bisa tidur. Aku rasa aku harus mengakhiri malam ini dengan obat tidur seperti tiga malam kemarin. Aku harap ‘penyakit’ rindu tak menentu sampai tak bisa tidur ini tak berlangsung lama. Karna kalau iya, berarti aku harus memotong uang jajanku untuk keperluan pengantar tidurku itu.

Well, finally I just want to say : “I miss you so ayah”.


bunda

Minggu 30 Mei 2010, 04 : 35


2 comments:

  1. *speechless*
    astaghfirullah jess gw nangis.. :'(

    ReplyDelete
  2. maaf kalo bikin nangis :) ini siapa ya?

    ReplyDelete